Pada posting kali ini, idesehat.com akan mengulas mengenai manfaat kopi bagi pria dan manfaat kopi bagi wanita serta siapa saja yang meminumnya. Sehingga tak ada salahnya pula bagi kita bila ingin mendapatkan manfaat minum kopi di pagi hari karena memang kopi memiliki segudang manfaat dan khasiat yang tidak bisa dikesampingkan. Pembahasan pada tulisan ini adalah mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh ilmuwan terutama pada kafein, senyawa yang terkandung di dalam kopi.
Berikut ini idesehat.com akan dibahas mengenai manfaat dan khasiat berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan ahli. Tulisan ini terutama menyoroti kandungan senyawa yang ada pada kopi terutama kafein. Oleh karena itu sebagian besar penelitian yang dilakukan adalah dalam bentuk kafein. Tulisan ini adalah ringkasan secara umum dari review paper Glade (2010) yang diterbitkan di jurnal Nutrition. Selamat menikmati sajian idesehat.com kali ini, semoga kita semua mendapatkan manfaat dari tulisan ini.
1. Kafein meningkatkan daya tahan (endurance) dan meningkatkan performa
Kafein mampu meningkatkan konsentrasi serotonin pada bagian brainstem yang mengarah pada neuron-neuron motor spinal dan meningkatkan kemampuan unit motor otot tulang yang dienervasi (enervated) oleh neuron tersebut (Walton dkk., 2002). Dengan menguatkan sensitifitas unit motor, kafein dapat menunda kelelahan dan meningkatkan daya tahan manusia (endurance) (Walton dkk., 2002). Misalnya penelitian Hogervorst dkk. (2008) yang menunjukkan bahwa mengkonsumsi 100 mg kafein 2,5 jam sebelum mengayuh sepeda, hasilnya adalah secara signifikan meningkatkan lamanya waktu kelelahan pada atlit sepeda. Pada tahun 2001, Institute of Medicine Food and Nutrition Board Committee on Military Nutrition Research menyimpulkan bahwa 150 mg kafein meningkatkan daya tahan fisik dan kualitas performa fisik.
2. Kafein menguatkan fungsi kognitif
Banyak kajian tentang pengkonsumsian kafein pada manusia mampu meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan kemampu konsenstrasi, meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah, meningkatkan rasa sadar (wakefullness), dan rasa berenergi (energated) (Hogervorst dkk. (2008); Hewlett dan Smith, 2007; Lieberman dkk., 1987; Peeling dan Dawson, 2007; Kennedy dkk., 2008; Hindmarch dkk., 2000). Pengkonsumsia kafein sedikitnya 32 – 50 mg secara signifikan menstimulasi peningkatan kewaspadaan dan juga dalam kemampuan berkonsenstrasi sedikitnya selama 20 menit (Hewlett dan Smith, 2007; Lieberman dkk., 1987). Konsumsi kafein 100 mg satu jam sebelum mengikuti 75 menit kuliah di universitas secara signifikan meningkatkan keterjagaan (wakefullness), mental clarity, rasa berenergi/bertenaga, kewaspadaan, attentiveness, kemampuan berkonsentrasi dan kondisi penguatan mental (Peeling dan Dawson, 2007).
3. Kafein meningkatkan koordinasi neuromuskular
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kafein yang sedang (moderate) mampu meningkatkan penguatan (enhance) koordinasi neuromuskular. Penelitian (Philip dkk., 2006) membuktikan bahwa konsumsi 200 mg kafein dalam bentuk kopi mampu mengurangi secara signifikan jumlah “lane violations” oleh pengemudi selama 90 menit kegiatan pengemudian di malam hari pada kecepatan 80 mph di jalan umum (public highway). Penelitian lain juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan performa pada simulasi pengemudian di siang hari selama 30 menit sesaat setelah pengkonsumsian 100 mg kafein (Biggs dkk., 2007). Pada 31Desember 2007, Natural Health Products Directories yang merupakan salah satu badan pemerintah Kanada menyetujui penggunaan kafein dalam suplemen makanan dengan tujuan untuk meningkatkan performa kognitif, daya tahan tubuh (endurance), mengurangi kelelahan (fatigue), menguatkan motor performance, meningkatkan kewaspadaan (alertness) dan keterjagaan/kesadaran (wakefullness).
4. Kafein meningkatkan “energi mental”
Selain memberikan manfaat pada performa fisik dan daya tahan tubuh (endurance), kafein secara langsung mendukung sistem saraf pusat. Penelitian (Addicott dkk., 2009) membuktikan bahwa berdasarkan data Magenetic Resonance Imaging, aliran darah di otak secara langsung proporsional terhadap konsumsi kafein terkahir kali. Kafein secara luar biasa meningkatkan efisiensi fungsi jaringan saraf di dalam cerebral cortex (Bendlin dkk., 2007). Peningkatan “energi mental” dapat meningkatkan kemampuan fungsional untuk melakukan tugas-tugas yang memerlukan kemampuan kognitif yang diwujududkan dalam bentuk peningkatan kewaspadaan, alertness, kemampuan berkonsentrasi, dan kemampuan untuk memilih secara tepat dari sekian alternatif (Lieberman , 2007).
5. Kafein meningkatkan semangat (mood) dan mengurangi kegelisahan (relieve anxiety)
Secara umum peningkatan kemampuan fungsi kognitif akan diiringi dengan peningkatan mood, self-image (citradiri), kebahagiaan dan berkurangnya kegelisahan (Heatherley dkk., 2005; Quinlan dkk., 1997; Amendola dkk., 1998). Seperti pada penelitian Heatherley dkk. (2005) yang memperlihatkan bahwa konsumsi 75 mg kafein mampu meningkatkan mood energetik. Pada kajian lainnya (Quinlan dkk., 1997), konsumsi 100 mg kafein dapat mengurangi kegelisahan (anxiety) setelah 30 menit kemudian. Penelitian Amendola dkk. (1998) menunjukkan bahwa 30 sampai 180 menit setelah pengkonsumsian 64 mg kafein menghasilkan peningkatan perbaikan secara signifikan pada semangat (vigor), feeling of inertia, kemurungan (despondency), hostility, dan kepuasan (contenment).
Demikianlah telah dibahas mengenai manfaat dan khasiat kafein yang merupakan zat yang terkandung dalam kopi berdasarkan berbagai penelitian ilmiah. Tentunya penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai usaha untuk mengulas secara mendalam dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Usaha-usaha seperti ini adalah sebagai sarana untuk semakin memperjelas kedudukan kopi dan mengusungnya keluar dari jurang kontroversial yang terkadang masih menyelimuti pikiran sebagian orang yang rancu terhadap bahaya kopi. Padahal fakta sudah menunjukkan bahwa kopi dengan kandungan kafein di dalamnya dipenuhi dengan manfaat yang luar biasa.
Tulisan ini adalah ringkasan secara umum dari review paper Glade (2010) yang diterbitkan di jurnal Nutrition.